English French German Spain Italian Dutch Russian Japanese Arabic Chinese Simplified

Senin, 19 Maret 2018

Siapakah idola lagamu ? Hiro atau ali

bintang intertainment indonesia sedang di hiasi sejumlah idola laga.Siapakah yang pantas menjadi idola utama laga Indonesia? Amar zoni ,barry prima,vino G sebastian ,samuel zyligwyn atau Iko uwais.
Stefan William Umboh (lahir di CaliforniaAmerika Serikat11 Agustus 1993; umur 24 tahun)[1] adalah aktor asal Indonesia keturunan Amerika Serikat. Ia dikenal karena perannya sebagai Yudha dalam sinetron Arti Sahabat yang ditayangkan oleh Indosiar. Ia merupakan anggota dari grup musik The Junas Monkey. Saat ini, dia berperan sebagai Boy dalam sinetron Anak Jalanan yang ditayangkan di RCTI sejak 12 Oktober 2015.
Ammar Zoni (lahir di Depok8 Juni 1993; umur 24 tahun ) adalah aktorIndonesia.Ia mengawali kariernya sebagai seorang model, kemudian ia memulai karier sebagai aktor dengan membintangi sinetronKhanza 2 sama Velove Vexia dan Michella Putri. Selain sebagai aktor, ia beberapa kali menjadi bintang iklan. November tahun 2014, Ammar Zoni bermain di 7 Manusia Harimau berperan sebagai Rajolangit. Ia pernah bermain Sinetron Anak Jalanan di RCTI, dan sekarang ia bermain di Sinetron Anak Langit di SCTV.
Barry Prima (lahir di Bandung31 Oktober 1955; umur 62 tahun) adalah aktorberkebangsaan Indonesia. Ia paling dikenal dengan perannya dalam genre film laga (actionIndonesia pada era 80an, karena kemampuan bela diritaekwondo yang dikuasainya. Kariernya merentang dari penghujung 70anhingga sekarang.
Vino Giovani Bastian yang lebih dikenal dengan Vino G Bastian (lahir diJakarta24 Maret 1982; umur 35 tahun) adalah seorang aktor berkebangsaanIndonesia. Vino adalah putra bungsu dari Bastian Tito, penulis cerita silat yang terkenal lewat seri Wiro Sableng.
Uwais Qorny, atau yang dikenal dengan nama panggung Iko Uwais (lahir diJakarta12 Februari 1983; umur 35 tahun) adalah seorang pemeran laki-laki,pencipta sendratari film dan olahragawan pencak silat berkebangsaanIndonesia. Ia mengawali pertunjukan pertamanya di dunia perfilman ketika memerankan Yuda, seorang perantauan bersuku Minangkabau dalam filmMerantau tahun 2009.Iko dibesarkan di lingkungan Betawi (penduduk asli Jakarta). Sejak berusia 10 tahun, ia belajar seni bela diri kedaerahan Indonesia, pencak silat di perguruan asuhan pamannya, Tiga Berantai, yang beraliran silat Betawi. Pada tahun 2003, ia meraih peringkat ketiga pada turnamen pencak silat tingkat DKI Jakarta. Pada tahun 2005, ia menjadi pesilat terbaik dalam kategori demonstrasi pada Kejuaraan Silat Nasional.
Selain menggeluti persilatan, ia juga aktif bermain sepak bola. Iko sempat menjadi gelandang dalam Liga-B klub sepakbola Indonesia, namun impiannya terhenti untuk menjadi bintang sepakbola setelah klub yang menaunginya bangkrut. Keterampilan silatnya telah memberinya kesempatan untuk bepergian ke luar negeri dalam beberapa peragaan pencak silat di InggrisRusiaLaosKamboja dan Perancis.

Senin, 17 Oktober 2016

GUNUNG PUTRI BOGOR yang ku kenang

Gunung Putri adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini berbatasan dengan Kota Bekasi di sebelah utara, Citeureup di sebelah selatan, Kota Depok di sebelah barat, dan Cileungsi di sebelah timur.
aku pernah ke sana,di sana orang-orangnya adalah dari suku sunda,mereka ramah-ramah dan aku memilki banyak teman di sana,aku pernah tinggal di PONDOK pesantren  ASSHOHABAH di cikeas yang merupakan pesantren peninggalan almarhum ustad jefri al-bukhori (uje)

Senin, 02 November 2015

14 famous buildings in the world

1.Masjidilharam-Saudi Arabia
2.Borobudur-INDONESIA
3.Eiffel town-France
4.Suramadu Bridge-Indonesia
5.giant wall of China-China
6.Liberty-United of states American (USA)
7.Prambanan-Indonesia


8.Nabawi mosque-Saudi Arabia
9.Zeus-Brazil
10.Taj mahal -India
11.Katedral St Basil-Rusia
12.Big ben -England
13.Tokyo TOWN-Japan
14.Berliner Dom


From the Colosseum to the Chrysler building, get a dose of inspiration from 20 of the world's most famous buildings.

We've selected the 22 of the most famous buildings in the world, and explain a bit about why they deserve to be in the list. Whenever we travel to far-flung places, we're attracted to the famous buildings. It's not that most of us have a deep interest in the technicalities of architecture. It's more about how the designs of these buildings reflect the era and culture in which they were built.
Much like a photograph, architectural designs record details of specific moments in time. But unlike an photograph, physical structures go on to have a life of their own, becoming a central and functional part of countless people's lives for hundreds, if not thousands of years after they were built. Here we have picked 20 of the most famous building designs from around the world which you can find inspiration simply by visiting them and discovering their historical background.










Senin, 07 September 2015

Tanjung enim,kota kecil penuh cerita

Tanjung Enim merupakan ibukota dari Kecamatan Lawang Kidul. Kecamatan Lawang Kidul berdiri pada tanggal 16 Mei 1976 dengan luas wilayah 170.05 km². Kecamatan ini berjarak kurang lebih 12 km dari Kab Muara Enim. Kecamatan Lawang Kidul memiliki 7 desa / kelurahan :
Ikon kota Tanjung enim adalah Masjid As'saadah dan Tugu pahlawan:
GAMBAR:Menara As-sa'adah dan Masjid AS-sa'adah yang merupakan masjid terindah di Tanjung enim (kecamatan lawang kidul) termasuk Ikon ternama di Tanjung enim


Meskipun Kota Keccil tapi Tanjung enim lebih metropolitan dari Kabupaten Muara enim:
gambar pasar Pagi Tanjung enim


Rabu, 06 Agustus 2014

The song created on Corruption in Indonesia citizen Teens


Published on Aug 4, 2014
This English-language songs created youth from Indonesia, entitled THE CORRUPTION.Lagu is about crime and corruption due to that caused by the Corruptor. The song created named Arman jhen charles, he is a young man living in Tanjung Enim, Palembang (South Sumatra)-Indonesia, he created this song just rely on four key guitar, but the song is catchy as the song in homage to Pop Rock Alternative together with NOAH band.Kebetulan Arman also idolized or idolized band formerly known Peterpan.

From Wikipedia, the free encyclopedia
For other uses, see Corruption (disambiguation).
"Corrupt" and "Corruptor" redirect here. For magicbouba, see Corrupt (disambiguation) and Corruptor (disambiguation).
"Corrupted" and "Corruptors" redirect here. For the Japanese doom metal band, see Corrupted (band). For the American television series, see Target: The Corruptors!.
"Debauchery" redirects here. For the German death metal band, see Debauchery (band).
In philosophical, theological, or moral discussions, corruption is spiritual or moral impurity or deviation from an ideal. Corruption may include many activities including bribery and embezzlement. Government, or 'political', corruption occurs when an office-holder or other governmental employee acts in an official capacity for personal gain.
The word corrupt when used as an adjective literally means "utterly broken".[1] The word was first used by Aristotle and later by Cicero who added the terms bribe and abandonment of good habits.[2] Morris,[3] a professor of politics, corruption is the illegitimate use of public power to benefit a private interest. Economist I. Senior[4] defines corruption as an action to (a) secretly provide (b) a good or a service to a third party (c) so that he or she can influence certain actions which (d) benefit the corrupt, a third party, or both (e) in which the corrupt agent has authority.
 Corruption can occur on different scales. There is corruption that occurs as small favours between a small number of people (petty corruption), corruption that affects the government on a large scale (grand corruption), and corruption that is so prevalent that it is part of the every day structure of society, including corruption as one of the symptoms of organized crime (systemic corruption).
 Petty corruption occurs at a smaller scale and within established social frameworks and governing norms. Examples include the exchange of small improper gifts or use of personal connections to obtain favours. This form of corruption is particularly common in developing countries and where public servants are significantly underpaid.

Grand corruption is defined as corruption occurring at the highest levels of government in a way that requires significant subversion of the political, legal and economic systems. Such corruption is commonly found in countries with authoritarian or dictatorial governments but also in those without adequate policing of corruption.
The government system in many countries is divided into the legislative, Executive (government)|executive] and judiciary branches in an attempt to provide independent services that are less prone to corruption due to their independence.

Systemic corruption (or endemic corruption)[5] is corruption which is primarily due to the weaknesses of an organization or process. It can be contrasted with individual officials or agents who act corruptly within the system.
Factors which encourage systemic corruption include conflicting incentives, discretionary powers; monopolistic powers; lack of transparency; low pay; and a culture of impunity.[6] Specific acts of corruption include "bribery, extortion, and embezzlement" in a system where "corruption becomes the rule rather than the exception."[7] Scholars distinguish between centralized and decentralized systemic corruption, depending on which level of state or government corruption takes place; in countries such as the Post-Soviet states both types occur.[8]
 Public sector corruption. corruption of the political process and of government agencies such as the police. Recent research by the World Bank suggests that who makes policy decisions (elected officials or bureaucrats) can be critical in determining the level of corruption because of the incentives different policy-makers face [9]
 Political corruption is the abuse of public power, office, or resources by elected government officials for personal gain, e.g. by extortion, soliciting or offering bribes[10] It can also take the form of office holders maintaining themselves in office by purchasing votes by enacting laws which use taxpayers' money.[11] Evidence suggests that corruption can have political consequences- with citizens being asked for bribes becoming less likely to identify with their country or region.
 Police corruption is a specific form of police misconduct designed to obtain financial benefits, other personal gain, and/or career advancement for a police officer or officers in exchange for not pursuing, or selectively pursuing, an investigation or arrest. One common form of police corruption is soliciting and/or accepting bribes in exchange for not reporting organized drug or prostitution rings or other illegal activities. Another example is police officers flouting the police code of conduct in order to secure convictions of suspects — for example, through the use of falsified evidence. More rarely, police officers may deliberately and systematically participate in organized crime themselves. In most major cities, there are internal affairs sections to investigate suspected police corruption or misconduct. Similar entities include the British Independent Police Complaints Commission.
 udicial corruption refers to corruption related misconduct of judges, through receiving or giving bribes, improper sentencing of convicted criminals, bias in the hearing and judgement of arguments and other such misconduct.
Governmental corruption of judiciary is broadly known in many transitional and developing countries because the budget is almost completely controlled by the executive. The latter undermines the separation of powers, as it creates a critical financial dependence of the judiciary. The proper national wealth distribution including the government spending on the judiciary is subject of the constitutional economics.
It is important to distinguish between the two methods of corruption of the judiciary: the government (through
Labor racketeering is the domination, manipulation, and control of a labor movement in order to affect related businesses and industries. It can lead to the denial of workers’ rights and inflicts an economic loss on the workers, business, industry, insurer, or consumer.
The historical involvement of La Cosa Nostra in labor racketeering has been thoroughly documented: More than one-third of the 58 members arrested in 1957 at the Apalachin conference in New York listed their employment as “labor” or “labor-management relations.” Three major U.S. Senate investigations have documented La Cosa Nostra’s involvement in labor racketeering. One of these, the McClellan Committee, in the late-1950s, found systemic racketeering in both the International Brotherhood of Teamsters and the Hotel Employees and Restaurant Employees International Union. In 1986, the President’s Council on Organized Crime reported that five major unions—including the Teamsters and the Laborers International Union of North America—were dominated by organized crime. In the early 1980s, former Gambino Family Boss Paul Castellano was overheard saying, “Our job is to run the unions.”
Labor unions provide a rich source for organized criminal groups to exploit: their pension, welfare, and health funds. There are approximately 75,000 union locals in the U.S., and many of them maintain their own benefit funds. In the mid-1980s, the Teamsters controlled more than 1,000 funds with total assets of more than $9 billion.
The FBI currently has several investigative techniques to root out labor law violations: electronic surveillance, undercover operations, confidential sources, and victim interviews. They also have numerous criminal and civil statutes to use at their disposal, primarily through the Racketeer Influenced and Corrupt Organization (RICO) Statute. Citation needed
The Teamsters are the best example of how efficiently the civil RICO process can be used. For decades, the Teamsters has been substantially controlled by La Cosa Nostra. In recent years, four of eight Teamster presidents were indicted, yet the union continued to be controlled by organized crime elements. The government has been fairly successful at removing the extensive criminal influence from this 1.4 million-member union by using the civil process

Bribery is the improper use of gifts and favours in exchange for personal gain. This is also known as kickbacks or, in the Middle East, baksheesh. It is the most common form of corruption. The types of favours given are diverse and include money, gifts, sexual favours, company shares, entertainment, employment and political benefits. The personal gain that is given can be anything from actively giving preferential treatment to having an indiscretion or crime overlooked.[16]
Bribery can sometimes be part of a the systemic use of corruption for other ends, for example to perpetrate further corruption. Bribery can make officials more susceptible to blackmail or extortion.

Embezzlement and theft involve someone with access to funds or assets illegally taking control of them. Fraud involves using deception to convince the owner of funds or assets to give them up to an unauthorized party.
Examples include the misdirection of company funds into "shadow companies" (and then into the pockets of corrupt employees), the skimming of foreign aid money, scams and other corrupt activity.

While bribery is the use of positive inducements for corrupt aims, extortion and blackmail centre around the use of threats. This can be the threat of violence or false imprisonment as well as exposure of an individual's secrets or prior crimes.
This includes such behavior as an influential person threatening to go to the media if they do not receive speedy medical treatment (at the expense of other patients), threatening a public official with exposure of their secrets if they do not vote in a particular manner, or demanding money in exchange for continued secrecy.Abuse of discretion refers to the misuse of one's powers and decision-making facilities. Examples include a judge improperly dismissing a criminal case or a customs official using their discretion to allow a banned substance through a port.

Main article: Nepotism
Favouritism, nepotism and clientelism involve the favouring of not the perpetrator of corruption but someone related to them, such as a friend, family member or member of an association. Examples would include hiring a family member to a role they are not qualified for or promoting a staff member who belongs to the same political party as you, regardless of merit.
Some states do not forbid these forms of corruption.

R. Klitgaard[17] postulates that corruption will occur if the corrupt gain is greater than the penalty multiplied by the likelihood of being caught and prosecuted:
Corrupt gain > Penalty × Likelihood of being caught and prosecuted
The degree of corruption will then be a function of the degree of monopoly and discretion in deciding who should get how much on the one hand and the degree to which this activity is accountable and transparent on the other hand. Still, these equations (which should be understood in a qualitative rather than a quantitative manner) seem to be lacking one aspect: a high degree of monopoly and discretion accompanied by a low degree of transparency does not automatically lead to corruption without any moral weakness or insufficient integrity. Also, low penalties in combination with a low probability of being caught will only lead to corruption if people tend to neglect ethics and moral commitment. The original Klitgaard equation has therefore been amended by C. Stephan[18] into:
Degree of corruption = Monopoly + Discretion – Transparency – Morality
According to Stephan, the moral dimension has an intrinsic and an extrinsic component. The intrinsic component refers to a mentality problem, the extrinsic component to external circumstances like poverty, inadequate remuneration, inappropriate work conditions and inoperable or overcomplicated procedures which demoralize people and let them search for “alternative” solutions.
According to the amended Klitgaard equation, limitation of monopoly and regulator discretion of individuals and a high degree of transparency through independent oversight by non-governmental organisations (NGOs) and the media plus public access to reliable information could reduce the problem. Any extrinsic aspects that might reduce morality should be eliminated. Additionally, a country should establish a culture of ethical conduct in society with the government setting the good example in order to enhance the intrinsic morality.

A document[19] produced by the economic and private sector professional evidence and applied knowledge services help-desk discusses some of the existing practices on anti-corruption. They found:
  • The theories behind the fight against corruption are moving from a principal-agent approach to a collective action problem. Principal-agent theories seem not to be suitable to target systemic corruption.
  • The role of multilateral institutions has been crucial in the fight against corruption. UNCAC provides a common guideline for countries around the world. Both Transparency International and the World Bank provide assistance to national governments in term of diagnostic and design of anti-corruption policies.
  • The use of anti-corruption agencies have proliferated in recent years after the signing of UNCAC. They found no convincing evidence on the extent of their contribution, or the best way to structure them.
  • Traditionally anti-corruption policies have been based on success experiences and common sense. In recent years there has been an effort to provide a more systematic evaluation of the effectiveness of anti-corruption policies. They found that this literature is still in its infancy.
  • Anti-corruption policies that may be in general recommended to developing countries may not be suitable for post-conflict countries. Anti-corruption policies in fragile states have to be carefully tailored.
  • Anti-corruption policies can improve the business environment. There is evidence that lower corruption may facilitate doing business and improve firm’s productivity. Rwanda in the last decade has made tremendous progress in improving governance and the business environment providing a model to follow for post-conflict countries.[19]
The adoption of an anti-corruption programme is necessary for an organization to prove that despite a particular case of bribery it nevertheless has adequate procedures in place to prevent persons associated with it from bribing. The analysis of case law shows that companies are demonstrating the effectiveness of their programmes and reduce their potential liabilities[disambiguation needed] by selfdeclaring situations to relevant authorities
 Though corruption is often viewed as illegal, there is an evolving concept of legal corruption,[21][22][original research?] as developed by Daniel Kaufmann and Pedro Vicente. It might be termed as processes which are corrupt, but are protected by a legal (that is, specifically permitted, or at least not proscribed by law) framework


budget planning and various privileges), and the private.[

Senin, 02 September 2013

pahlawan-pahlawan atau Manusia Superhero di dunia nyata,ADAKAH DAN SIAPA saja kah mereka ?



Mungkin selama ini anda mengenal manusia superhero di dunia khayal seperti Batman,Superman,Spiderman,power ranger,satria baja Hitam,Dan ultramen yang bertarung melawan penjahat.Tapi tahukah anda bahwa ada Pahlawan-pahlwan superhero di dunia nyata yang menuntaskan kejahatan .selama ini banyak orang yang tidak memahaminya,mereka pembela kebenaran dan punya kelebihan yang luar biasa,Siapakah mereka, mereka adalah Iskandar agung,Si Pitung ,sunan giri,Nabi musa dan Nabi Muhammad SAW .kita mulai dari peringkat 5:

5. Aleksander Agung ( Berasal dari Yunani)
gambar 1.1 = adalah patung Alexander di museum arkeologi Istanbul,sumber: Wikipedia

Aleksander III dari Makedonia (20/21 Juli 356 – 10/11 Juni 323 SM), lebih dikenal sebagai Aleksander AgungAleksander memperoleh gelar "yang Agung" karena kesuksesannya yang tak tertandingi sebagai komandan militer.[70] Dia tidak pernah kalah dalam pertempuran, meskipun sering kalah jumlah dalam banyak pertempuran yang dia lakukan.[70] Kesuksesan ini karena keberhasilannya memanfaatkan keadaan medan perang, penguasaan siasat phalanx dan kavaleri, strategi yang berani, dan terutama kemampuannya untuk membangkitkan kesetiaan yang luar biasa di antara para prajuritnya.[173][174] Phalanx Makedonia, yang bersenjatakan sarissa, yaitu tombak sepanjang enam meter, telah dikembangkan dan disempurnakan oleh Filipus II melalui latihan yang keras,[174] dan Aleksander mempergunakan kecepatan dan kemampuan manuvernya untuk efek yang besar melawan pasukan Persia yang lebih banyak namun lebih terpisah.[174] Aleksander juga mampu memahami potensi perpecahan di antara pasukannya, yang memiliki bahasa dan senjata yang berebda-beda, dan dia mengatasi hal itu dengan cara terlibat secara langsung dalam pertempuran,[175] dengan tata cara sebagai raja Makedonia.[173][174]


Dalam pertempuran pertamanya di Asia, yakni di Granikos, Aleksander hanya mengerahkan sedikit pasukannya, kemungkinan 13.000 infantri dengan 5.000 kavaleri. Sementara pasukan Persia yang dihadapinya berjumlah 40.000 prajurit. Aleksander menempatkan pasukan phalanx di bagian tengah dan kavaleri serta pemanah di bagian sayap, dengan demikian barisannya menjadi sama panjang dengan barisan kavaleri Persia yang dia hadapi, yaitu sekitar 3 km (1.86 mil). Pasukan infantri Persia sendiri diposisikan di belakang kavaleri. Dengan siasat tersebut, Aleksander memastikan bahwa pasukannya tidak akan dijepit, sedangkan pasukan phalaxnya, yang bersenjatakan tombak panjang, memiliki keuntungan yang besar terhadap skimitar dan lembing pasukan Persia. Pada akhirnya, kerugian yang dialami pasukan Persia jauh lebih besar daripada kerugian pasukan Makedonia.[176]

Di Issus pada tahun 333 SM, Aleksander pertama kali berhadapan dengan Darius. Ketika itu dia menggunakan metode pemosisian yang sama, dan lagi-lagi phalanx di bagian tengah berhasil mendorong maju karena memiliki keuntungan berupa senjata tombak mereka yang panjang.[176] Ini memungkinkan Aleksander secara langsung memimpin serangan di bagian tengah barisan melawan Darius. Pada akhirnya Darius melarikan diri dan pasukan Persia mundur secara kacau.[173] Dalam pertempuran yang menentukan di Gaugamela, Darius telah melengkapi kereta perang-kereta perangnya dengan sabit pada bagian rodanya untuk memecah barisan phalanx dan kavaleri Aleksander. Menghadapi ini, Aleksander menyusun formasi phalanx ganda, dengan bagian tengahnya membentuk sudut. Ketika kereta perang Persia menyerang, barisan phalanx ini akan memisahkan diri dan kemudian mengelompok kembali. Rencana Aleksander berhasil dan bagian tengah barisan Persia berhasil ditembus. Darius kalah dan dia melarikan diri lagi.[176]

Ketika berhadapan dengan musuh yang bertempur dengan teknik yang tidak dia kenal, seperti misalnya di Asia Tengah dan India, Aleksander dengan cepat mampu menyesuaikan gaya tempur pasukannya. Jadi, di Baktria dan Sogdiana, Aleksander sukses mengerahkan para pelempar lembing dan pemanahnya untuk mencegah kepungan musuh, dan pada saat yang sama dia menumpuk kavaleri di bagian tengah barisan.[173] Di India, ketika berperang melawan korps gajah Raja Puru, pasukan Makedonia bisa menang dengan cara membuka barisan dan mengurung gajah-gajah musuh. Kemudian dengan mengarahkan tombak sarissa mereka ke arah dan menjatuhkan para penunggang gajahnya.[138]
4.Si Pitung ( Berasal dari Bangsa Betawi ,NEGERI INDONESIA)
gambar1.2=Rumah peninggalan si Pitung ,sumber:

megapolitan.kompas.com


Kisah Si Pitung menggambarkan sosok pendekar Jakarta dalam menghadapi ketidakadilan yang ditimbulkan oleh penguasa Hindia Belanda pada masa itu.Kisah ini diyakini nyata keberadaannya oleh para tokoh masyarakat Betawi terutama di daerah Kampung Marunda di mana terdapat Rumah dan Masjid lama. Si Pitung lahir di daerah Pengumben sebuah kampung di Rawabelong yang pada saat ini berada di sekitar lokasi Stasiun Kereta Api Palmerah. Ayahnya bernama Bang Piung dan ibunya bernama Mpok Pinah. Pitung menerima pendidikan di pesantren yang dipimpin oleh Haji Naipin (seorang pedagang kambing). Si Pitung merupakan nama panggilan asal kata dari Bahasa sunda Pitulung (minta tolong atau penolong), kemudian nama panggilan ini menjadi Pitung. Nama asli Si Pitung sendiri adalah Salihun (Salihoen).

Menurut legenda Kesaktian si Pitung adalah tidak mumpan di tembak oleh penjajah Belanda di Indonesia saat itu, Berdasarkan penelusuran van Till (1996) berdasarkan Hindia Olanda 22-11-1892 (Koran Terbitan Malaya (Malaysia pada saat ini)). Pada tahun 1892 Si Pitung dikenal pada sebagai “One Bitoeng”, “Pitang", kemudian menjadi “Si Pitoeng” (Hindia Olanda 28-6-1892:3; 26-8-1892:2). Laporan pertama dari surat kabar ini menunjukkan bahwa schout Tanah Abang mencari rumah “One Bitoeng” di Sukabumi. Dari hasil penemuannya ditemukan Jas Hitam, Seragam Polisi dan Topi, serta beberapa perlengkapan lainnya yang digunakan untuk mencuri kampung (Hindia Olanda, 28-6-1892:2). Sebulan kemudian polisi menggeledah rumahnya kembali dan ditemukan uang sebesar 125 gulden. Hal ini diduga uang curian dari Nyonya De C dan Haji Saipudin seorang Bugis dari Marunda (Hindia Olanda 10-8-1892:2;2; 26-8-1892:2). Kemudian Si Pitung menggunakan senjata untuk mencuri pada tanggal 30 Juli 1892, ketika itu Si Pitung dan lima kawanannya (Abdoelrachman, Moedjeran, Merais, Dji-ih, dan Gering) menerobos rumah Haji Saipudin dengan mengancam bahwa Haji Saipudin akan ditembak.

Pada tahun 1892 Pitung dan kawanannya ditangkap oleh polisi sesudah adanya nasihat dari Kepala Kampung Kebayoran yang menerima 50 ringgit (Hindia Olanda 26-8-1892:2) untuk menangkap Si Pitung. Setelah ditangkap, kurang dari setahun kemudian pada musim semi 1893, Pitung dan Dji-ih merencanakan kabur dengan cara yang misterius dari tahanan Meester Cornelis. Sebuah investigasi kemudian dilakukan oleh Asisten Residen sendiri, tetapi tidak berhasil.

Karena kejadian tersebut Kepala Penjara dicurigai melepaskan si Pitung dan Dji-ih. Akhirnya seseorang Petugas Penjara mengakui bahwa dia meminjamkan sebuah "belincong (sejenis linggis pencungkil)” kepada Si Pitung, yang kemudian digunakan untuk membongkar atap dan mendaki dinding (Hindia Olanda, 25-4-1893:3; Lokomotief 25-4 1893:2).

Akibatnya, Si Pitung lepas lagi. Berdasarkan rumor, Pitung pernah menampakkan diri ke seorang wanita di sebuah perahu dengan nama Prasman. Detektif mencoba mencari di kapal tersebut (Hindia Olanda, 12-5-1893:3), tetapi hasilnya Pitung tidak dapat ditemukan. Semakin sulitnya menemukan Si Pitung, menyebabkan harga untuk penangkapan Si Pitung menjadi meningkat sebesar 400 Gulden. Pemerintah Belanda pada saat itu ingin "menembak mati" di tempat , tetapi sebagian pejabat mengatakan jika Pitung ditembak justru akan menumbuhkan semangat patriotik, sehingga niat ini diurungkan oleh kepolisian Batavia untuk menembak ditempat walaupun pada akhirnya hal ini dilakukan juga.

Sebagai tindakan balas dendam, Pitung melakukan pencurian secara kekerasan termasuk dengan menggunakan sejata api. Akhirnya Pitung dan Dji-ih membunuh seorang polisi intel yang bernama Djeram Latip (Hindia Olanda 23-9-1893:2). Dia juga mencuri wanita pribumi, Mie dan termasuk pakaian laki-laki serta pistol revolver dengan pelurunya. Pernyataan ini didukung oleh Nyonya De C seorang pedagang wanita di Kali Besar menyatakan bahwa Pitung mencuri sarung yang bernilai ratusan Gulden dari perahu-nya (Hindia Olanda 22-11-1892:2).

Dji-ih ditangkap kembali di kampung halamannya, ketika sedang menderita sakit. Pada saat itu Dji-ih pulang ke kampung halamannya untuk memperoleh pengobatan. Kemudian dia pindah ke rumah orang tua yang dikenal. Kepala kampung pada saat itu (Djoeragan) melaporkannya ke Demang kemudian memerintahkan tentara untuk menangkap Dji-ih dirumahnya. Karena dia terlalu sakit, dia tidak berdaya untuk melawan, walaupun pada saat itu pistol dalam jangkauannya (Hindia Olanda 19-8-1893:2). Dia menyerah tanpa perlawanan. Untuk menutupi hal ini kemudian Pemerintah Belanda melansir di Java-Bode (15-8-1893:2) bahwa Dji-ih kabur ke Singapura. Informan yang bertanggungjawab melaporkan Dji-ih kemudian ditembak mati oleh Pitung di suatu tempat yang tak jauh dari Batavia beberapa minggu kemudian.

“'Itoe djoeragan koetika ketemoe Si Pitoeng betoelan di tempat sepi troes, Si djoeragan menjikip pada Si Pitoeng dan dari tjipetnja Si Pitoeng troes ambil pestolnja dari pinjang, lantas tembak si djoeragan itoe menjadi mati itoe tempat djoega.' (Hindia Olanda 1-9-1893:2.)
Beberapa bulan kemudian, di Bulan Oktober, Kepala Polisi Hinne mempelajari dari informan bahwa Pitung terlihat di Kampung Bambu, kampung di antara Tanjung Priok dan Meester Cornelis. Kemudian dalam perajalanannya Hinne diberikan laporan bahwa Pitung telah pindah ke arah pekuburan di Tanah Abang (Hindia Olanda 18-10-1893), kemudian Hinne menembaknya dalan penyergapan itu. Pitung ditembak di tangan, kemudian Pitung membalasnya. Kemudian Hinne menembak kedua kalinya, tetapi, meleset, dan peluru ketiga mengenai dada dan membuatnya terjerembap di tanah. Sehari sesudah kematiannya yaitu hari Senin, jenazah dibawa ke pemakaman Kampung Baru pada jam 5 sore.
Setelah Hinne menangkap Pitung setahun kemudian dia dipromosikan menjadi Kepala Polisi Distrik Tanah Abang untuk mengawasi seluruh Metropolitan Batavia-Weltevreden. Setelah kejadian tersebut Pemerintah Hindia Belanda melakukan pencegahan agar "Pitung"-"Pitung" yang lain tidak terjadi lagi di Batavia. Bahkan karena ketakutannya makam Si Pitung setelah kematiannya, dijaga oleh Pemerintah Belanda agar tidak diziarahi oleh masyarakat pada waktu itu.
3.Sunan Giri ( Indonesia)
gambar 1.3=Komplek pemakaman Sunan Giri,sumber : Wikipedia


Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Ia dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik. Sunan Giri mendapat tantangan dari Begawan Minto Semeru seorang pertapa dari Gunung Lawu


Kurang lebih tiga tahun lamanya Sunan Giri mendirikan pondok pesantren yang terletak di gunung giri, termasyurlah nama pondok itu ke seluruh penjuru Pulau Jawa. Dan dalam pada itu, tersebutlah di Gunung Lawu terdapat sebuah padepokan yang dipimpin oleh seorang Begawan sakti bernama Minto Semeru. Konon kabarnya Begawan Minto ini sangat sakti.

Suatu ketika Begawan Minto semeru mendengar nama Sunan Giri yang baru mendirikan padepokan di Gunung Giri. Mendengar hal ini, Begawan Minto merasa tersaingi, karena itu berangkatlah Begawan Minto ke padepokan Giri. Pada saat Begawan Minto tiba, Sunan Giri sedang mengerjakan sholat. Dia hanya bertemu dengan salah satu muridnya yang menjaga pintu gerbang padepokan Giri.

“Dapatkah aku bertemu dengan Sunan Giri?”, Tanya sang Begawan.
“Siapakah tuan ini, dan dari mana asalnya?”, Tanya si penjaga gerbang.
“Katakan aku ingin bertemu dengan pemimpin padepokan ini”, ujar Begawan Minto tidak serantan.
“Kanjeng Sunan sedang Sholat” sahut penjaga pintu.
“Sudah cepat katakan ada tamu dari jauh ingin bertemu” ujar sang Begawan.
Akhirnya penjaga pintu gerbang itu segera menemui Kanjeng Sunan di tempat sholat. Kebetulan kanjeng sunan sudah selesai sholat.
“Ada apa muridku?” Tanya Kanjeng Sunan.
“Ada seorang tamu dari jauh ingin bertemu dengan Kanjeng Sunan” jawab muridnya dengan santun.
“Suruh dia masuk” ujar Kanjeng Sunan.

Akhirnya murid Kanjeng Sunan tersebut menemui sang Begawan tersebut seraya mengajaknya masuk kedalam lingkungan pesantren. Sementara Sunan Giri menyambut kedatangannya dengan ramah, sedikitpun tak ada kecurigaan bahwa kedatangan sang Begawan untuk mengajak adu kesaktian.
“Kisanak ini berasal dari mana?” Tanya Kanjeng Sunan seraya hendak berkenalan.
“Namaku Begawan Minto Semeru, datang dari Gunung Lawu. Aku mendengar berita bahwa tuan adalah guru besar padepokan Gunung Giri, seorang guru sakti berilmu tinggi. Terus terang saja, kedatanganku kemari ingin mencoba kesaktian tuan guru” ujar Begawan Minto dengan mantap.
“Mencoba kesaktianku?” Tanya Kanjeng Sunan.
“Ya, bila nanti aku yang kalah, aku bersedia mengabdi kepada tuan guru sebagai murid. Dan bila tuan guru yang kalah, maka akan kupenggal leher tuan guru agar di tanah Jawa ini tidak ada seorang pun yang dianggap sakti kecuali aku” kata Begawan Semeru dengan yakin.
“Ketahuilah kisanak, bahwa semua yang ada dialam semesta ini adalah kepunyaan Allah, dia Maha Kuasa lagi Maha Sakti. Karena itu jika kisanak hendak mengalahkan aku dan memenggal leherku, maka jika Tuhan tidak menghendaki, sejuta orang seperti kisanak pun tidak akan mampu melaksanakannya”, ujar Kanjeng Sunan dengan sopan.
“Jelasnya tuan guru telah menerima tantanganku”, ujar Begawan Minto.
“Silahkan bila tuan ingin mencoba ilmu ciptaan Tuhan kepadaku”, sahut Kanjeng Sunan.
Kedua orang itu kemudian keluar dari lingkungan Pesantren menuju lapangan luas dan saling berhadapan.
“Sebelum memulai pertarungan, marilah kita main tebak dahulu, aku akan mengubur binatang di atas Gunung Pertukangan, tuan tinggal menebak binatang apa yang aku kubur itu?”, kata sang Begawan sambil tertawa terkekeh-kekeh.
“Silakan”. Sahut Kanjeng Sunan.
Dengan gerakan cepat, Begawan Minto Semeru melesat menuju Gunung Pertukangan. Di sana dia menciptakan dua ekor angsa, jantan dan betina, lalu kedua angsa itu dikubur hidup-hidup. Setelah selesai dia kembali ke tempat semula Kanjeng Sunan berada.
“Nah, binatang apa yang saya kubur di gunung itu tuan guru?” Tanya sang Begawan serasa mengejek.
“Yang tuan kubur itu adalah sepasang ular naga” jawab Kanjeng Sunan kalem.
Serentak Begawan Minto tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban sunan seraya berkata “tebakan tuan salah, salah besar”. Selanjutnya sang Begawan berkata ”yang saya kubur adalah sepasang angsa”.
“Apa tuan tidak salah lihat, sebaiknya tuan kembali dan bongkarlah apa yang tuan kubur itu”. Kata Kanjeng Sunan meyakinkan.
“Justru tuanlah yang harus melihatnya, agar tuan menerima kekalahan tuan, sahut sang Begawan.
“Kalau begitu marilah kita lihat bersama-sama” kata Kanjeng Sunan.
Hanya beberapa kejap mata, kedua orang itu tiba di Gunung Pertukangan. Begawan Minto Semeru membongkar binatang ciptaannya yang dikubur itu. Tiba-tiba keluarlah sepasang ular naga. Sang Begawan terkejut seraya bergumam “Kali ini aku kalah, tapi awas untuk yang kedua kalinya”.
Berkali-kali sang Begawan mengeluarkan ilmu kesaktiannya, dan berkali-kali pula ia tidak dapat mengalahkan ilmu Kanjeng Sunan, hingga akhirnya sang Begawan mengeluarkan ilmu andalannya.

Sang Begawan melepaskan ikat kepalanya, lalu dilemparkan ke udara dengan ilmu andalannya, ikat kepala itu melesat ke udara dengan kecepatan yang sulit dipandang mata. Namun Kanjeng Sunan tidak tinggal diam, dilemparkan pula sorbannya dan melesat ke udara memburu ikat kepala sang Begawan. Sorban Kanjeng Sunan dapat menyusul ikat kepala sang Begawan bahkan dapat menumpangi ikat kepala Begawan Minto Semeru. Dengan lambaian tangan Kanjeng Sunan, kedua benda itu meluncur kebawah, dan tepat jatuh dihadapan sang Begawan. Sorban Kanjeng Sunan tetap berada diatas, sementara ikat kepala sang Begawan berada di bawah. Hal tersebut menandakan bahwa sang Begawan tetap kalah. Sang Begawan semakin penasaran, dicobanya adu kesaktian sekali lagi. Sang Begawan menciptakan beberapa butir telur. Telur-telur itu disusunnya dari bawah ke atas. Anehnya, telur-telur itu tidak jatuh. Melihat permainan itu, Kanjeng Sunan tidak mau kalah. Telur-telur itu diambilnya satu persatu dari bawah, dan lebih aneh lagi, telur-telur itu tidak jatuh ke bawah hingga telur itu dapat diambil semuanya.
Dengan diliputi rasa malu di hadapan para penonton, akhirnya sang Begawan Minto mengajak duel Kanjeng Sunan dengan jurus-jurus pamungkas. Setelah keduanya siap, mulailah sang Begawan menyerang Kanjeng Sunan dengan jurus-jurus andalannya. Secepat kilat pukulan sang Begawan menghantam Kanjeng Sunan, secepat kilat pula Kanjeng sunan mengembalikan pukulan itu kepada sang Begawan dengan dorongan telapak tangannya. Tak ayal lagi pukulan itu mengenai sang Begawan sendiri. Sesuai dengan janji, akhirnya sang Begawan mengaku kalah dan berlutut dihadapan Kanjeng Sunan seraya meminta maaf atas kesombongannya.
“Kali ini kuserahkan jiwa ragaku kepada Kanjeng Sunan, aku bersedia menjadi murid Kanjeng Sunan” kata Begawan Minto Semeru.
“Soal itu mudah, yang penting tuan kenali dulu ajaran agama islam” kata Kanjeng Sunan.
“Semula aku berjanji, jika aku yang kalah, aku bersedia menjadi murid Kanjeng. Dan itu berarti aku harus belajar ilmu-ilmu yang Kanjeng miliki” sahut Begawan Minto Semeru.

Demikianlah hasil adu kesaktian sang Begawan Minto Semeru dengan Kanjeng Sunan Giri yang dimenangkan oleh Kanjeng Sunan Giri dan akhirnya Begawan Minto Semeru menjadi murid Kanjeng Sunan Giri.
Setelah dirasa sudah cukup lama menimba ilmu dari Kanjeng Sunan Giri, akhirnya Begawan Minto Semeru kembali ke Gunung Lawu. Disana sang Begawan mengajak murid-muridnya untuk mengenal ajaran agama Islam.
Sampai akhir hayatnya, Raden Paku atau Sunan Giri tetaplah merupakan pahlawan islam yang sangat diagungkan. Beliau merupakan orang yang banyak menyebarkan ajaran Islam di Indonesia terutama di Pulau Jawa dan sekitarnya. Tepat pada hari Senin bulan Dzulhijjah beliau meninggal dunia. Jenazahnya dimakamkan di Gunung Giri Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Sampai saat ini banyak peziarah dari penjuru tanah air datang ke makam beliau karena jasa-jasa beliau dalam menyebarkan agama Islam. Semoga jasa-jasa beliau dalam menegakkan ajaran agama Islam diterima di sisi allah SWT. Amien Ya Robbal Aalamien.
Konon menurut catatan sejarah, silsilah Sunan Giri bila dilihat dari jalur ayahnya Syekh Maulana Ishaq masih berhubungan dengan Baginda Rasullulah SAW. Dan bila silsilah keturunan dari ibunya Dewi Sekardadu masih ada hubungan dengan Raja Majapahit Prabu Hayam Wuruk.
Beberapa babad menceritakan pendapat yang berbeda mengenai silsilah Sunan Giri. Sebagian babad berpendapat bahwa ia adalah anak Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah. Maulana Ishaq diceritakan menikah dengan Dewi Sekardadu, yaitu putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit.

Pendapat lainnya yang menyatakan bahwa Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad an-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), Maulana Ishaq, dan 'Ainul Yaqin (Sunan Giri). Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa'adah BaAlawi Hadramaut.
2.Nabi Musa (Musa
GAMBAR 1.4=Ilustrasi Musa membelah laut merah,sumber:

tegarsaputra36.blogspot.com
 
(bahasa Ibrani: מֹשֶׁה, Standar Mošé Tiberias Mōšeh; bahasa Arab: موسى, Mūsā; bahasa Ge'ez: ሙሴ Musse) (lahir di Mesir, ~1527 SM – meninggal di Gunung Nebo, dataran Moab, tepi timur Sungai Yordan, ~1407 SM pada umur 120 tahun) adalah seorang nabi yang menyampaikan Hukum Taurat dan menuliskannya dalam Pentateveh/Pentateukh (Lima Kitab Taurat) dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Musa adalah anak Amram bin Kehat bin Lewi, anak Yakub bin Ishak. Ia diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1450 SM. Ia ditugaskan untuk membawa Bani Israil (Israel) keluar dari Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 873 kali dalam 803 ayat dalam 31 buku di Alkitab Terjemahan Baru[10] dan 136 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki 2 orang anak (Gersom dan Eliezer) dan wafat di Tanah Tih (Gunung Nebo).Mesir)

Nabi Musa di utus oleh Allah untuk menyadarkan Raja Fir’aun dan pemikut fir’aun yang menyatakan dirinya sebagai Tuhan.Tapi Raja Fir’aun membangkang ,suatu kisah menjelaskan bahwa raja Fir’aun menyuruh para penyihirnya untuk membunuh Musa.Para penyihir melemparkan tali-menali kea arah Musa hingga berubah menjadi ular-ular kecil,lalu Musa melemparkan Tongkatnya menjadi ular besar .Ular besar itu memakan banyak ular-ular kecil dari para penyihir sementara Musa pergi dan kabur meninggalkan Mesir.Fir’aun marah dan menyuruh para tentaranya untuk mengejar Musa dan rombongannya hingga Musa terjebak dan di halangi oleh laut Merah.Musa pun memukul tongkatnya ke lautan dan lautan itu terbelah menjadi dua,Musa dan rombongan pergi meninggalkan Mesir menuju Baitul Maqdis ,Palestina.
Mereka berjalan kaki dengan cepat kerana takut tertangkap oleh Firaun dan bala tenteranya yang mengejar mereka dari belakang. Akhirnya tibalah mereka pada waktu fajar di tepi lautan merah setelah sehari suntuk melewati padang pasir yang luas.
Rasa cemas dan takut makin mencengkam hati para pengikut Nabi Musa dan Bani Israel ketika melihat laut terbentang di depan mereka sedang di belakang mereka dikejar oleh Firaun dan bala tenteranya yang akan berusaha mengembalikan mereka ke Mesir. Mereka tahu jika mereka tertangkap, maka hukuman matilah yang akan mereka terima dari Firaun yang zalim itu.
Berkatalah salah seorang dari sahabat Nabi Musa, bernama Yusha bin Nun, “Wahai Musa, ke mana kami harus pergi?” Musuh berada di belakang sedang mengejar dan laut berada di depan kami yang tidak dapat dilintasi tanpa sampan. Apa yang harus kami lakukan untuk menyelamatkan diri dari hambatan Firaun dan kaumnya?”
 Nabi Musa menjawab, “Janganlah kamu khuatir dan cemas, perjalanan kita telah diperintahkan oleh Allah kepadaku, dan Dialah yang akan memberi jalan keluar serta menyelamatkan kita dari cengkaman musuh yang zalim itu.”
Pada saat yang genting itu, di mana para pengikut Nabi Musa berdebar-debar ketakutan, serta menanti tindakan Nabi Musa yang kelihatan tenang, turunlah wahyu Allah kepada Nabi-Nya dengan perintah agar memukulkan air laut dengan tongkatnya. Maka dengan izin Allah terbelahlah laut itu, tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar. Di antara kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yang sudah mengering. Segera di bawah pimpinan Nabi Musa, kaum Bani Israil menuju ke tepi timurnya.
Setelah mereka sudah berada di bahagian tepi timur dalam keadaan selamat terlihatlah oleh mereka Firaun dan bala tenteranya menyusuri jalan yang sudah terbuka di antara dua belahan gunung air itu. Kembali rasa cemas dan takut mengganggu hati mereka seraya memandang kepada Nabi Musa seolah-olah bertanya apa yang hendak baginda lakukan selanjutnya.
Dalam pada itu Nabi Musa telah diilhamkan oleh Allah agar bertenang menanti Firaun dan bala tenteranya turun semua ke dasar laut. Kerana takdir Allah telah ditetapkan bahawa mereka akan menjadi bala tentera yang tenggelam.
Berkatalah Firaun kepada kaumnya tatkala melihat jalan terbuka bagi mereka di antara dua belah gunung air itu, “Lihat bagaimana lautan terbelah menjadi dua, memberi jalan kepada kita untuk mengejar orang-orang yang melarikan diri itu. Mereka mengira bahawa mereka akan dapat melepaskan diri dari hukumanku. Mereka tidak mengetahui bahawa perintahku ditaati oleh laut, jangan lagi oleh manusia. Tidakkah ini semua membuktikan bahawa aku adalah yang berkuasa yang harus disembah olehmu?”
 Maka dengan rasa bangga dan sombongnya turunlah Firaun dan bala tenteranya ke dasar laut yang sudah mengering itu menyusul Musa dan Bani Israel yang sudah berada di bahagian timur. Nabi Musa dan Bani Israel berdebar menanti hukuman Allah yang telah ditakdirkan terhadap hamba-hamba-Nya yang kafir itu.
 Maka setelah Firaun dan bala tenteranya berada di tengah-tengah lautan yang membelah itu, tibalah perintah Allah dan kembalilah air yang menggunung itu menutupi jalur jalan yang terbuka di mana terdapat Firaun dengan kesombongannya memimpin barisan tenteranya mengejar Musa dan Bani Israel.
 Tenggelamlah mereka hidup-hidup di dalam perut laut dan berakhirlah riwayat hidup Firaun dan kaumnya untuk menjadi kenangan sejarah dan ibrah bagi generasi akan datang.
 Pada detik-detik akhir hayatnya, yang sedang berjuang menyelamatkan diri dari maut yang sudah berada di depan mata, berkatalah Firaun, “Aku percaya bahwa tiada tuhan selain Tuhan Musa dan Tuhan Bani Israel. Aku beriman pada Tuhan mereka dan berserah diri kepada-Nya sebagai salah seorang muslim.”
 Berfirmanlah Allah kepada Firaun yang sedang menghadapi sakaratul-maut, “Baru sekarangkah engkau berkata beriman kepada Musa dan berserah diri kepadaKu? Tidakkah kekuasaan ketuhananmu dapat menyelamatkan engkau dari maut? Baru sekarangkah engkau sedar dan percaya setelah sepanjang hidupmu bermaksiat, melakukan penindasan dan kezaliman terhadap hamba-hamba-Ku dan berbuat sewenang-wenangnya, merosak akhlak dan aqidah manusia-manusia yang berada di bawah kekuasaanmu. Sekarang, terimalah pembalasan-Ku yang akan menjadi pengajaran bagi orang-orang yang akan datang sesudahmu. Akan Aku apungkan tubuh kasarmu untuk menjadi peringatan bagi orang-orang yang meragui akan kekuasaanKu".
 Namun, Bani Israel pengikut-pengikut Nabi Musa masih meragukan kematian Firaun. Mereka masih terpengaruh dengan kenyataan Firaun semasa ia berkuasa sebagai raja bahawa dia adalah manusia luar biasa lain daripada yang lain bahawa dia akan hidup kekal sebagai tuhan dan tidak akan mati.
 Khayalan yang masih melekat pada fikiran mereka menjadikan mereka tidak mahu percaya bahawa dengan tenggelamnya bala tentera tadi, Firaun sudah mati. Mereka menyatakan kepada Musa bahawa Firaun mungkin masih hidup namun di alam lain.
 Nabi Musa berusaha menyakinkan kaumnya bahawa apa yang terfikir oleh mereka tentang Firaun adalah suatu khayalan belaka dan Firaun adalah orang biasa yang telah mati tenggelam akibat pembalasan Allah atas perbuatannya yang menentang kekuasaan Allah, mendustakan Nabi Musa dan menindas serta memperhambakan Bani Israil. Setelah melihat dengan mata kepala sendiri, tubuh-tubuh Firaun dan bala tenteranya terapung-apung di permukaan air, hilanglah segala kepercayaan tahyul mereka tentang Firaun dan kesaktiannya.
 Menurut catatan sejarah, mayat Firaun yang terdampar di pantai telah ditemui oleh orang-orang Mesir, lalu diawet hingga kekal sampai sekarang, sebagai mana dapat dilihat di muzium Mesir, mayat Firaun yang telah diawet.
gambar1.5=inilah laut Merah di Kota Jeddah yang pernah di belah nabi Musa,laut ini juga berdekatan dengan Saudi Arabia,sumber:

siapaindra.wordpress.com 

1.Nabi Muhammad( Mekkah –Arab saudi)

gambar 1.6=Foto yang berhasil membuktikan bahwa Bulan pernah di belah Muhammad ,foto ini diambil oleh NASA-AMERIKA SERIKAT

Muhammad bin Abdullah di lahirkan di Mekkah tahun(570 M-8 Jun 632 M),Merupakan seorang Nabi suri teladan yang sangat pemberani dalam sebuah peperangan demi membela agama Islam.Nabi Muhammad di kenal sebagai nabi yang ahli pemanah terhebat pada masa itu,penunggang kuda tercepat saat itu,dan Pahlawan perang yang ganas ketika menghadapi kaum –kaum kafir yang coba mengganggu dakwah Islam tetapi lembut dan santun terhadap kaum Yahudi dan Nasrani yang tidak mengusik bahkan beliau bergaul dengan kaum tersebut tanpa memaksa mereka untuk  memeluk agama Islam.Kesaktian Nabi Muhammad adalah bisa membelah bulan menjadi dua dan memadamkan api yang tidak pernah padam selama ribuan tahun di Persia,sekarang bernama Irak.
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah SAW membelah bulan. Kisah itu adalah di masa sebelum hijrah dari Mekah Al-Mukarramah ke Madinah.
Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok) ?”Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ?”Mereka menjawab: “Coba belahlah bulan …”
Maka Rasulullah SAW pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah SWT agar menolongnya. Maka Allah SWT memberitahu Muhammad SAW agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya.
Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!”.
Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Mereka lantas menunggu-nunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?”
Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…!!!”.Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar).
Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap …..” sampai akhir surat Al-Qamar.terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap …..” sampai akhir surat Al-Qamar.( AL-QUR’AN).
GAMBAR1.7=Mekkah adalah kota suci umat Islam di muka bumi dan sekaligus tempat kelahiran Muhammad,sumber:

ummumarwah.blogspot.com 

Resensi dan sumber:
-Wikipedia Indonesia dan berbagai sumber